Minggu, 09 Juni 2013

Keperawatan anak_Komunikasi pada usia sekolah


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar belakang
Komunikasi pada usia anak sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha - usaha untuk mengelompokkan, memilih, dan mengirimkan lambang - lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.
Komunikasi pada anak usia sekolah yang terjadi mempunyai perbedaan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita, remaja maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik khusus yang dimiliki anak tersebut sesuai dengan usia dan perkembangannya. Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses tersebut mereka dapat saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain.
Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan pasien, diharapkan dapat memulai menciptakan komunikasi yang efektif. Keterlibatan perawat dalam berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian perawat mendapat informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta membantu anak agar dapat mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya
Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi dalam memberikan askep pada anak usia sekolah, menguasai teknik - teknik komunikasi yang cocok bagi anak usia sekolah sesuai dengan perkembangannya.
1.2         Tujuan
1.2.1   Tujuan umum dari makalah ini adalah :
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas Keperawatan anak 1 dan agar kami semua sebagai Mahasiswa/i ilmu keperawatan dapat mengetahui tekhnik berkomunikasi pada anak sesuai tingkat tumbuh kembang anak.
1.2.2   Tujuan khusus dari makalah ini adalah :
Pemakalah dapat mengetahui bagaimana cara komunikasi yang baik pada anak usia sekolah 7 - 12 tahun.
1.3         Sistematika penulisan
Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental agar komunikasi terapeutik dapat terjalin secara efektif, kita perlu mengetahui dan memahami tehnik komunikasi pada anak sesuai dengan tumbuh kembang anak. Berdasarkan alasan tersebut, makalah ini disusun dalam urutan sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang meliputi pengertian komunikasi anak pada usia sekolah, tujuan, dan manfaat.
BAB 2 Tinjauan teoritis
Membahas tentang pengertian komunikasi pada anak, tumbuh kembang anak, sikap dalam komunikasi, sikap komunikasi terapeutik, tehnik berkomunikasi dengan anak, penyesesuaian sosial anak dalam berbicara
BAB 3 Pembahasan
Membahas tentang komunikasi dengan anak,  komunikasi anak pada usia sekolah 7 – 12 tahun
BAB 4 Penutup
Komunikasi anak pada usia sekolah 7 – 12 tahun gunakan kata yang sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau suatu yang tidak diketahui.
1.4         Manfaat
Mendapatkan wawasan dan informasi tentang cara berkomuniksai pada usia sekolah 7 - 12 tahun dengan baik





BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1         Pengertian komunikasi pada anak
Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang dan selanjutnya anak akan merasa memiliki suatu penghargaan pada dirinya.
Komunikasi anak secara umum merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
Komunikasi dalam praktik keperawatan sering digunakan pada aspek pemberian terapi pada klien, sehingga istilah komuniksai banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal dengan nama komunikasi terapeutik yang menurut Stuart dan Sundeen tahun 1987 merupakan suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan tergantung pada proses komunikasi.
2.2         Tumbuh kembang anak
Menurut Jean Peuget, anak pada usia 7 - 11 tahun merupakan tahap konkrit operasional. Pada fase ini anak sudah mulai berpikir lebih logis dan terarah dapat memilih, menggolongkan, mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. Pada fase ini pula anak dapat mengetahui konsep guru, tetapi belum dapat berpikir hal - hal yang abstrak. Anak telah dapat mengatasi persoalan dengan konkrit dan sistematis menurut persepsinya.

Sedangkan menurut Erickson, usia 6 - 12 tahun adalah tahap industri vs inferiority. Anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitasnya, bila diberi tugas akan dikerjakan sampai selesai. Sudah ingin menghasilkan sesuatu, mulai belajar aturan - aturan dan kompetisi melalui proses pendidikan dan berhubungan dengan orang lain. Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak mampu memenuhi standar maka maka akan menjadi inferiority, kurang percaya diri, gangguan prestasi dan takut berkompetisi

2.3         Sikap dalam komunikasi
Sikap dalam komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam membangun efektifitas dari proses komunikasi, dengan sikap yang baik proses komunikasi dapat berjalan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ada. Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb tahun 1983 menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi :
1.    Sikap berhadapan
Berhadapan merupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak ( seseorang yang diajak komunikasi ), sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap untuk berkomunikasi
2.    Sikap mempertahankan kontak
Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang bertujuan menghargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.
3.    Sikap membungkuk kearah pasien
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang menunjukan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara membungkuk sedikit kearah klien. Cara ini dilakukan menjaga komunikasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

4.    Sikap terbuka
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat, tangan menunjukan keterbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan diri dalam komunikasi dapat dilaksanakan.
5.    Sikap tetap relaks
Merupakan sikap yang menunjukan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respons pada klien selama komunikasi. Sikap ini sangat diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan.
Selain beberapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap nonverbal selama komunikasi yang juga masuk dalam kategori sikap, seperti : a) Gerakan mata, gerakan mata ini digunakan dalam memberikan perhatian. Gerakan mata merupakan cara interaksi yang tepat, mengingat proses pendidikan dan sosialisasi anak dapat terwujud pada kontak mata. b) Ekspresi muka, sikap ini termasuk bahasa non verbal yang banyak dipengaruhi oleh budaya. Percaya atau tidak dapat dinilai keadaan ekspresi muka secara tidak disadari. c) Sentuhan, merupakan cara interaksi yang mendasar karena dengan sentuhan dapat memperhatikan perasaan menerima dan menghargai. Ikatan kasih sayang ditentukan oleh pendengaran atau suara. Sentuhan merupakan elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan kemandirian.
Pada komunikasi dengan anak sentuhan merupakan alat yang sangat penting karena sebagai alat komunikasi dalam memperlihatkan kehangatan, kasih sayang, yang pada kemudian hari ( dewasa ) dapat mengembangkannya.
2.4         Sikap komunikasi terapeutik
Sikap komunikasi terapeutik merupakan cara berprilaku seseorang selama dalam komunikasi yang dapat memberikan dampak terapi psikologis, sehingga masalah - masalah psikologis anak dapat teratasi. Dalam praktik keperawatan sikap komunikasi terapeutik itu terdiri dari :

1.    Sikap kesejatian
Merupakan sikap dalam pengiriman pesan pada anak menunjukan tentang gambaran diri kita sebenarnya, sikap yang dimaksud antara lain menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan klien ( anak ) menunjukan kesiapan untuk berespons positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan yang digunakan untuk menumbuhkan rasa percaya kita dengan anak dan harus lebih terbuka, sikap menghindari membuka diri terlalu dini dalam rangka manipulasi, sikap dengan memberikan nasihat atau mempengaruhi klien ( anak ) untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita dalam berkomunikasi.
2.    Sikap empati
Merupakan bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang tua. Sikap empati ini dapat ditunjukan dengan mendengarkan apa yang disampaikan oleh komunikan dengan maksud dimengerti, mengatakan pada diri komunikan bahwa kita ingin mendengar apa darinya, menyampaikan respons empati seperti keakuratan, kejelasan, kehangatan dan menunjukan empati secara verbal.
3.    Sikap hormat
Merupakan bentuk sikap yang menunjukan adanya suatu kepedulian / perhatian, rasa suka dan menghargai klien. Sikap hormat dalam komunikasi ini dapat ditunjukan dengan melihat kearah klien saat berkomunikasi, memberikan perhatian yang tidak terbagi dalam komunikasi, memelihara kontak mata dalam komunikasi, senyum pada saat yang tepat, bergerak kearah klien saat komunikasi, menentukan sapaan saat komunikasi, melakukan jabatan tangan atau sentuhan yang lembut dengan ijin komunikan.
4.    Sikap konkret
Merupakan bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan abstrak pada saat komunikasi dengan klien. Sikap konkret dapat ditunjukan dengan menggunakan sesuatu yang nyata seperti menunjukan pada hal yang nyata, melalui orang ketiga dalam hal ini adalah orang tua dan dapat menggunakan alat bantu seperti gambar, mainan dan lain - lain
2.5         Tehnik berkomunikasi dengan anak
Terdapat bermacam - macam tehnik komunikasi dengan anak antara lain :
1.    Komunikasi non verbal
a.    Tehnik orang ketiga
Mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga, seperti “ dia atau mereka “, yang dapat mengurangi perasaan terancam daripada langsung bertanya pada anak bagaimana perasaannya ? cara seperti ini memberikan kesempatan untuk setuju atau tidak setuju tanpa ingin bertahan.
Tehnik pendekatan seperti ini memberi kesempatan pada anak dalam tiga pilihan :
1)      Menyetujui, penuh harapan dan mengungkapkan perasaannya
2)      Tidak setuju
3)      Tetap diam, mungkin mempunyai suatu perasaan tetapi tidak mampu mengekspresikannya pada saat itu

b.   Neuro Linguistic Programing ( NLP )
Tehnik pendekatan ini relatif masih baru. Pendekatan ini untuk mengerti proses komunikasi yang memperhatikan cara / gaya / kelakuan dimana informasi dapat diterima dan dimengerti oleh individu.
Dalam komunikasi biasanya orang menggunakan satu dari tiga sensorik seperti :
-       Penglihatan
-       Pendengaran
-       Kinesthetik

c.    Facilitatif Responding
Facilitatif Responding adalah mendengarkan secara seksama dan membayangkan kembali perasaan - perasaan pasien dan isi pernyataan anak.
Seperti : - Respon yang empati
-   Tidak menghakimi dan mengesahkan perasaan - perasaan seseorang.

d.   Bercerita ( Story telling )
Bercerita menggunakan bahasa anak, dan menyelidiki persaannya, sementara itu menghindarkan hambatan yang disengaja atau hindarkan ketakutan - ketakutan yang paling sederhana adalah meminta anak menceritakan tentang suatu kejadian / peristiwa spesifik “ berada di rumah sakit “ serta menggunakan gambaran dari suatu peristiwa dan meminta anak untuk menceritakannya.
e.    Bibliotherapy
Bibliotherapy melibatkan  penggunaan buku - buku dalam rangka proses therapeutic dan supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan - perasaan dan perhatiannya melalui aktifitas membaca, cara ini dapat memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan  keadaannya tetapi sedikit berbeda untuk mengijinkan dia membatasinya dari kisah itu dan tetap dalam kontrol.
f.    Fantasy
Bentuk khusus dari Bibliotherapy adalah menggunakan dongeng fantasy atau dongeng yang wajar seperti “ Bawang Putih dan Bawang Merah, Malin Kundang, Sikancil mencuri ketimun, Abu Nawas, dan lain - lain. Figur dan kejadian - kejadian pada dongeng melambangkan dan mengilustrasikan adanya suatu konflik dalam suatu peristiwa seperti butuh kasih sayang / dicintai, takut akan meninggal, takut akan tidak berharga, pentingnya kejujuran dalam kehidupan dan lain - lain.
g.   Mimpi
Diartikan sebagai ungkapan sesuatu sasaran tidak sadar dan akan menekan kembali perasaan dan pikiran seseorang. Salah satu cara pad psikoterapi dapat menggunakan interpretasi dari mimpi dengan menanyakan pada anak dan orang tua tentang mimpi. Kemudian jelajahi perasaan bersalah yang sangat mengganggu.
h.   Pertanyaan “ Bagaimana bila “
Pertanyaan “ Bagaimana bila “ mendorong anak untuk menjelajahi situasi dan menentukan berbagai pemecahan masalah.
Contoh :
P : “ bagaimana bila engkau sakit dan harus masuk rumah sakit ? “.
Anak akan mengatakan perasaan - perasaannya yang telah dia ketahui dan tentang apa yang dia anggap aneh yang ingin dia ketahui. Jenis komunikasi yang baik akan membantu anak mempelajari ketrampilan pertahanan diri, khususnya pada situasi - situasi yang berbahaya.
2.    Komunikasi verbal
a.    Menulis
Suatu alternatif pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda dan pra remaja. Untuk memulai suatu percakapan perawat dapat memeriksa / menyelidiki tentang tulisan dan meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis anak - anak lebih riil dan nyata.
b.   Menggambar
Salah satu bentuk komunikasi yang berharga melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak - anak mengungkapkan tentang dirinya.
c.    Gerakan gambar kelurga
Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan anak - anak dan respon emosi, dia akan menggambarkan pikirannya tentang dirinya dan anggota keluarga yang lainnya.
Gambar kelompok yang paling berharga bagi anak adalah gambar keluarga.

d.   Sosiogram ( gambar ruang kehidupan )
Untuk melambangkan orang - orang yang hampir mirip dalam kehidupan anak dan gambar bundaran - bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakrabab / kedekatan.
e.    Menggambar bersama dalam keluarga
Salah stu tehnik yang berguna dan dapat diterapkan pada anak - anak adalah menggambar bersama dalam keluarga, merupakan satu alat yang berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.
f.    Bermain
Salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi tehnik yang paling efektif untuk berhubungan dengan mereka.  Dengan bermain dapat dikumpulkan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik play sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis / perawatan.
2.6         Penyesuaian sosial anak dalam berbicara
Kemampuan memahami dan berbicara mempengaruhi penyesuaian sosial anak, karena bicara dapat : memuaskan kebutuhan dan keinginan, meminta perhatian dari orang lain, meningkatkan hubungan sosial, menentukan penilaian sosial, sebagai dasar penilaian diri, sebagai prestasi akademik, mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, mempengaruhi perilaku orang lain ( berbicara dengan keyakinan ).






BAB 3
PEMBAHASAN

3.1         Komunikasi dengan anak
Kemampuan komunikasi pada anak merupakan salah satu indikator perkembangan anak. Komunikasi sangat mempengaruhi tingkat perkembangan anak dalam beraktivitas dengan lingkungannya.
Komunikasi pada masa sekolah ini dikembangkan dalam bentuk verbal dan non verbal, sebagai upaya untuk mengembangkan pembelajaran tentang aktivitas mandiri, tanggung jawab dan konsep abstrak.
Faktor pematangan sangat dipengaruhi kemampuan individu dalam berkomunikasi. Kematangan ini didukung oleh :
-       Kesempurnaan indera
-       Kesempurnaan dan kematangan otak
-       Kematangan psikologis
Kematangan dalam berbagai tingkat dibagi dalam :
1.    Komunikasi pada bayi
2.    Komunikasi pada prasekolah
3.    Komunikasi pada usia sekolah
4.    Komunikasi pada usia remaja
5.    Komunikasi pada usia dewasa
6.    Komunikasi pada usia lansia
Tugas perkembangan dalam usia sekolah antara lain :
-       Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari - hari
-       Mengembangkan kata, nilai dan kesusilaan
-       Mengembangkan belajar kelompok
-       Belajar berteman dengan sebaya



3.2         Komunikasi anak pada usia sekolah ( 7 - 12 tahun )
Tahap ini merupakan masa awal anak - anak yang penuh imajinasi, mereka mengarahkan energy mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual, Tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan dan bagaimana sesuatu itu bekerja. Usia sekolah merupakan periode kritis perkembangan konsep diri, terdapat kematangan yang stabil dalam perkembangan fisik, mental dan social, fokus pada perkembangan kompetensi, keterampilan, kerja sama dan perkembangan moral.
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar. Apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak. Pada usia kedelapan biasanya anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui. pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Anak berusia 5 - 8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang mereka lihat tetapi lebih pada apa yang mereka ketahui bila dihadapkan pada masalah baru. Mereka butuh penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi tidak membutuhkan pengesahan dari tindakan yang dilakukan. Pada masa ini anak sudah dapat memahami penjelasan sederhana dan mampu mendemonstrasikannya. Anak perlu diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan keheranan yang dialaminya.





BAB 4
PENUTUP

4.1         Kesimpulan
Komunikasi yang efektif dapat tercapai bila kita mengetahui dan memahami tekhnik komunikasi pada anak sesuai tahapan tumbuh kembang anak.
Komunikasi pada anak usia sekolah ( 7 - 12 tahun ) gunakan kata sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam, sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
komunikasi terapeutik sangatlah penting diterapkan pada anak usia sekolah, dengan demikian perawat dapat membina hubungan saling percaya pada anak dan anak dapat mengekspresikan perasaannya.
4.2         Saran
Untuk mencapai komunikasi yang efektif hendaknya kita mengetahui tekhnik komunikasi pada anak dan memahami psikologis sesuai tahapan tumbuh kembang anak.








DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.azis Alimul.2009.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Salemba Medika : Jakarta
Mundakir.2006.Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan.Graha Ilmu : Yogyakarta